Saturday, October 18, 2014
Saban berdekap kabut, tubuh retakku meringkuk
Ketakutan di tengah lembah bersujud takzim
Memuja dan berpaling, seribu wajah muram
Di suatu tempat yang jauh
Hatiku telah lunglai kala itu
Hingga aku bergantung padamu, hitam yang kuhindari
Tak sadar melayang genggaman bisu
Tunduk pada langkahmu
Depa demi depa
Samudra demi samudra
Disini dunia terang benderang
Khayal silam kau kabulkan, meski dalam cangkang gelap
Aku tak dapat berjalan di jalan beku
Tapi tak mengapa
Post a Comment